
(Penulis, dok pribadi)
Oleh Jessica Ayudya Lesmana
Transpuan Penulis/Penulis Transpuan, Tinggal di Yogyakarta
Cerita ini bagian dari percakapan-percakapan kecil sesama seniman yang terjadi di sebuah toilet. Dalam acara Indonesia Dance Festival, saya berkenalan dengan penulis naskah yang juga seorang pemerhati isu perempuan. Sebut saja ia Nurul. Nurul begitu cerdas, rapih ketika memilih aksesoris dan berpakaian, dan teliti. Perkataannya runut dan mudah dimengerti. Nurul menceritakan proyeknya yang terus berkembang mengenai isu perempuan. Ia mengikuti dan akan mengulas proyek “Ibu”, sebuah proyek seni pertunjukan yang saya inisiasi dan kembangkan, yang menceritakan perihal perempuan dan segala persoalannya. Saya bertanya padanya mengenai proyek seni selanjutnya yang akan ia ulas.
Nurul bercerita tentang depresi perempuan. Menurutnya, perempuan mengalami depresi lebih sering dari laki-laki. Ia mengatakan, penganiayaan terhadap diri sendiri seperti percobaan bunuh diri yang berawal dari depresi kebanyakan dilakukan di dalam kamar mandi.
Percakapan dengan Nurul memantik concern saya tentang perempuan di ruang publik. Kami bertemu di toilet umum, dan tentu saja bagi perempuan, toilet bukan hanya tempat untuk melegakan diri ketika hendak buang air besar dan kecil. Namun di sana bisa juga terjalin hubungan dan komunikasi ringan sehari-hari.
Menurutku, dunia ini milik perempuan karena mereka selalu memakai kata kunci kebersamaan. Lalu aku menyimpulkan, jika satu perempuan menarasikan catatan kecil mengenai persoalan perempuan maka satu perempuan ini akan membantu sesama dan semua perempuan.
Aku mengamati tisu toilet (toilet paper/bath tissue) di toilet publik perempuan yang sering habis, dan tentu saja ini akan mengganggu kenyamanan mereka ketika di kamar mandi. Seharusnya tisu toilet publik untuk perempuan diperbanyak karena bagian privat perempuan lebih butuh untuk dijaga dan diperhatikan dan itu merupakan bagian dari kesehatan seksual yang harus dijaga dan untuk itu harus difasilitasi.
Berbeda dengan toilet laki-laki yang memiliki tempat buang air kecil dengan posisi berdiri atau disebut stand-to-pee device (STP) atau biasa disebut urinals, tempat untuk buang air bagi perempuan kebanyakan berbentuk toilet duduk. Hal ini tentu saja menjadi persoalan tersendiri karena banyak bakteri yang menempel di toilet duduk tersebut. Apalagi tingkat kesadaran terhadap kebersihan tiap orang berbeda-beda. Salah satu trik untuk menjaga keamanan dan kenyamanan di kamar mandi umum perempuan adalah dengan melapisi toilet duduk dengan tisu agar terhindar dari bakteri. Ini juga akan melindungi perempuan dari berbagai virus dan bakteri. Di samping itu, cara ini juga akan menghindarkan perempuan dari berbagai penyakit kelamin, penyakit kulit, dan kanker servik.
Kebutuhan akan kebersihan di kamar mandi umum laki-laki dan perempuan memang berbeda. Kamar mandi perempuan harus dibersihkan dengan tujuan untuk memelihara kesehatan seksual perempuan termasuk alat vital/kelamin perempuan. Salah satu caranya, dengan mengecek bau yang tidak sedap di kamar mandi kemudian memberi pengharum ruangan. Selain itu, perlu juga memastikan ketersediaan tisu kering dan tisu basah yang lebih banyak. Yang paling penting lagi adalah intensitas pengecekan dan perawatan kebersihan kamar mandi secara reguler. Banyak kebutuhan khusus perempuan yang harus sering dan lebih diperhatikan karena saat berada di kamar mandi umum, perempuan perlu waktu lebih lama dibandingkan dengan laki-laki sebagai bagian dari memelihara kesehatan seksual dan menjaga kebersihan organ intim perempuan.
Kebersihan kamar mandi perempuan juga akan membuat perempuan jauh lebih nyaman. Hal ini juga akan mengurangi kerentanan perempuan dari depresi. Di dalam kamar mandi yang bersih dan nyaman, perempuan bisa merenung, memulas ulang riasan, berfoto selfie, dan menjalin relasi sesama perempuan.
Menjaga kebersihan kamar mandi perempuan juga akan menyelamatkan perempuan dari bakteri yang menyebabkan kanker serviks, kanker rahim, dan penyakit kulit. Tentu saja ini akan menyelamatkan kehidupan perempuan karena dari perempuanlah bayi manusia lahir.
Kebersihan kamar mandi umum perempuan harus menjadi perhatian dan fokus masyarakat bersama-sama. Lebih tepatnya, kebersihan diri adalah tanggung jawab masing-masing. Namun di ruang publik termasuk di kamar mandi, perempuan butuh lebih banyak perhatian dan fasilitas atau layanan publik.
Percakapan dengan Nurul di kamar mandi perempuan memunculkan ide tentang pentingnya memerhatikan dan menjaga kebersihan kamar mandi umum untuk perempuan. Nurul terlihat bahagia karena isu yang ia lontarkan direspon oleh pecinta seni. Tentu saja ia memahami dan mengerti banyak tentang persoalan perempuan termasuk tentang toilet/kamar mandi umum bagi perempuan.